Perkembangan Bayi Umur 7 – 12 Bulan

/
0 Comments
Saat lahir sel-sel saraf (neuron) di otak bayi sudah hampir komplit terbentuk sehingga bayi yang baru lahir telah memiliki sekitar 1.00 milyar neuron. Pematangan otak, pembentukan jaras persarafan dan hubungan-antar-neuron (sinapsis) berkembang dengan sangat pesat di masa kanak-kanak. Sebanyak 2 juta sinapsis terbentuk setiap detik di korteks cerebri otak anak yang sehat. Pada umur 8 bulan sinapsis di otak bayi bertambah dari 50 trilyun menjadi 1.000 trilyun.
Pada usia 6 bulan, otak bayi telah mencapai separuh berat otak dewasa (Early Childhood Development, WHO). Pada umur 1 tahun bayi bertambah beratnya hingga 3 kali lipat berat lahir, panjangnya bertambah hingga separuh panjang lahir dan otaknya telah bertambah berat sangat pesat hingga mencapai hampir otak dewasanya nanti.
Sejak lahir hingga umur 1 tahun terjadi perkembangan kemampuan gerak-motorik kasar yang sangat dramatis dimulai dari bagian kepala terlebih dahulu kemudian ke kaki. Bayi secara bertahap akan mampu melakukan gerakan mengangkat kepala, berguling tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, berjalan dengan dibantu hingga berjalan sendiri.
Ketrampilan koordinasi gerakan mata – tangan dan motorik halus lainnya juga berkembang dengan pesat. Pada mulanya bayi memiliki gerak refleks untuk menggenggam, mampu mengontrol gerakan menggenggam volunteer, memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain, menjumput benda-benda, menunjuk dengan jari, makan sendiri hingga membuat goresan dengan krayon.
Bayi 7 – 12 bulan memiliki kemampuan untuk:
• Mengingat kejadian sederhana
• Mengenali dirinya, bagian-bagian tubuhnya, dan orang-orang terdekatnya
• Memahami namanya dan kata-kata yang familiar (nenen, makan, minum, tidur, dll)
• Mengucapkan kata pertama yang dia anggap penting (“dada”, “mama”). Umur 7 bulan masih belum jelas dan saat sudah 10 bulan sudah jelas bisa mengatakan kata tersebut. Umur 10 bulan sudah bisa mengucapkan 2 kata bersamaan.
• Mengulang-ulang bunyi dan gerakan untuk menarik perhatian orang lain
• Bayi 8 bulan sudah bisa menggerakkan tubuh misal menggelengkan kepala jika menolak sesuatu
• Mencoba meniru kata dan suara serta merespons terhadap permintaan sederhana. Umur 11 bulan sudah mulai memahami kata sebagai simbol.
• Menikmati saat diajak bermain dan bertepuk tangan. Bayi umur 7 bulan sudah bisa diajak bermain “cillukba”. Bayi 9 bulan sudah bisa merespons saat diajak bermain tepuk-tangan.
  • Menjumput benda kecil dengan jempol dan satu jarinya
  • Eksplorasi benda dan menemukan benda-benda tersembunyi
  • Menaruh benda di wadah
• Mulai bisa kokoh saat memegang sesuatu misalnya sendok dan cangkir serta mulai bisa berusaha untuk makan sendiri
• Bayi 8 bulan sudah bisa menggerakkan tubuh misal menggelengkan kepala jika menolak sesuatu
• Mencoba meniru kata dan suara serta merespons terhadap permintaan sederhana. Umur 11 bulan sudah mulai memahami kata sebagai simbol.
• Umur 7 bulan sudah bisa duduk tanpa disangga dengan baik.
• Bisa merangkak
Merangkak merupakan metode pertama kali yang akan membuat bayi bisa menjelajahi lingkungan di sekitarnya tanpa bantuan orang lain. Posisi merangkak yang klasik adalah bayi mengangkat tubuhnya menumpu di tangan dan kaki kemudian bergerak maju mundur dengan bantuan dorongan lututnya.
Bayi mulai merangkak di umur 7 – 10 bulan. Namun tidak semua bayi akan melakukan gerakan merangkak  “klasik”, ada banyak versi antara lain: merayap dengan perut, meluncur atau mengesot dengan bokongnya bahkan berguling. Ibu tidak perlu mengkhawatirkan teknis gerakan merangkaknya. Bahkan ada bayi yang dari posisi duduk langsung belajar berdiri untuk kemudian berjalan merayap berpegangan. Jika khawatir ibu bisa berkonsultasi dengan dokter yang komunikatif.
Menurut Karen Adolph, PhD (associate professor of psychology di New York University) menemukan terdapat 25 kombinasi gerakan unik cara bayi merangkak, yang paling sering adalah:
1. Merangkak gaya klasik
2. Merangkak gaya “crab crawl”
3. Merangkak gaya “commando crawl” atau “belly crawl”
4. Merangkak gaya “leapfrog crawl”
5. Merangkak gaya “the roll crawl”
Dan ada juga The “Take It in Stride” Kid—Some children skip crawling and go right to walking. 
“As long as your baby is using the arms and legs on both sides of the body and shows an interest in exploring surroundings, there’s usually no reason to be concerned.” (Mary L. Gavin, MD, kidshealth.org)
Banyak bayi terlambat atau mengalami gangguan fase merangkak karena bayi jarang diajak bermain dengan posisi perut di bawah di tempat yang datar dan aman. Sesi bermain tengkurap di lantai akan membantu bayi cepat belajar merangkak;
Setelah merangkak biasanya bayi akan:
• Umur 9 bulan bisa berjalan rambatan di furniture. Umur 10 bulan bisa mencoba berdiri sendiri. Umur 11 bulan sudah bisa berdiri dengan baik saat dilepas sebentar.
• Bisa berjalan dengan berpegangan (rambatan). Ini saatnya orang tua mulai mengajak bayi belajar berjalan dengan ditopang atau disangga (dititah).
Jangan gunakan baby-walker “duduk” untuk mengajari anak berjalan karena anak justru akan sulit belajar berjalan yang benar. Ibu bisa menggunakan push-baby walker, kursi plastik yang ringan, kotak plastik yang tinggi atau benda lain yang penting benda tersebut kokoh tidak mudah berguling dan ringan sehingga bisa didorong bayi. Push baby walker juga harus sangat diawasi karena dari pengalaman saya bayi jadi cepat bergerak dan rentan menabrak serta jatuh.
Baby-walker yang duduk hanya akan membuat tubuh bayi malas berlatih berdiri dan jalan sendiri. Para ahli tidak menyarankan penggunaan baby walker karena keamanannya yang kurang terjaga. Bayi akan mendapatkan tambahan kecepatan, kekuatan, menambah ketinggian tubuh bayi dan akses ke benda-benda berbahaya sedangkan bayi belum memiliki kemampuan mengendalikannya. Dengan baby-walker bayi akan mampu bergerak dengan kecepatan 1 meter per detik. Bayi banyak yang terluka akibat jatuh dari tangga, menabrak benda sekitar, ambruk tertimpa barang yang ditabrak, terluka akibat meraih minuman panas/kompor/oven, meraih parfum di meja, dll.
Menurut para ahli baby-walker tidak bisa membantu bayi untuk belajar. Justru sesi bermain di lantai yang aman yang akan membantu bayi untuk belajar bergerak dan berjalan. Jadi daripada beli baby walker mahal mending main di lantai yang aman saja deh :D
• Lindungi anak dari bahaya fisik. Anak sudah mampu bergerak lebih banyak bahkan berpindah tempat. Pastikan area posisi anak aman untuk mencegah kecelakan.
Saat anak bisa merayap atau merangkak ibu posisikan diri seperti posisi anak dan ibu amati adakah benda-benda berbahaya yang menarik perhatian anak. Tutup lubang colokan listrik, singkirkan barang pecah belah, kantung plastik, benda tajam atau justru yang terlalu kecil rentan tertelan serta tersedak.
• Teruskan menyusui dan pastikan anak mendapatkan MPASI yang bergizi seimbang dan cukup asupan nutrisinya.
• Bantu anak untuk makan dengan menggunakan sendok serta minum dengan cangkir.
• Tunjukkan dan ajarkan nama-nama benda. Sering ajak anak untuk bermain, berbicara, bercerita, membaca buku dan bernyanyi
• Makan bersama keluarga dan jadikan waktu makan sebagai waktu untuk berinteraksi antar-anggota keluarga. Libatkan anak untuk ikut berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain. Pastikan kecukupan nutrisi anak.
• Berusaha konsisten dalam memberikan perhatian dan respons baik ketika anak senang atau kecewa. Berikan curahan cinta dan kasih sayang yang konsisten setiap hari.
• Jika anak berkebutuhan khusus atau lambat berkembang, maka fokuskan pada hal-hal yang anak mampu, beri stimulus dan interaksi ekstra baginya
• Jangan tinggalkan anak pada satu posisi yang monoton selama berjam-jam
• Beri anak imunisasi lengkap sesuai jadwal yang tertib. Berikan suplementasi nutrisi yang diperlukan anak (misalnya vitamin A)
• Jaga kebersihan tangan anak dan ajarkan anak mencuci tangan dengan sabun
Segera konsultasikan ke dokter anda jika anak mengalami salah satu hal berikut ini:
• Anak tidak bersuara saat diajak berkomunikasi
• Anak tampak tidak mengikuti objek yang berjalan
• Anak lesu dan tidak merespons
• Nafsu makan buruk dan menolak makan
• Anak tidak bisa melakukan gerak merayap, meluncur dan merangkak
• Anak terlihat condong ke salah satu sisi tubuh saat merangkak
• Tidak bisa berdiri meskipun disangga
• Tidak bisa diajak bermain petak-umpet mainan
• Tidak bisa mengucapkan 1 kata (misalnya: “dada”, “mama”)
• Tidak tampak belajar gerak tubuh misalnya melambaikan tangan, menggelengkan kepala.
• Tidak bisa menunjuk ke benda atau objek yang menarik baginya
• Mendadak kehilangan ketrampilan yang semula sudah dikuasainya

Ketrampilan komunikasi, bahasa dan berpikir

Bayi terlahir dengan kemampuan membentuk ingatan bawah sadar, sedangkan kemampuan membentuk ingatan yang disadari saat umur 2 tahun yang terikat pada perkembangan bahasa. Anak yang disiksa atau mengalami trauma terkadang tidak mampu mengingat secara persis kejadian pengalaman ingatan bawah sadarnya. Namun sensasi fisik maupun emosional ini bisa muncul menjadi kilas-balik, mimpi buruk atau reaksi dibawah-kontrol lainnya.
Bayi baru lahir sudah bisa mendengar dengan jelas seperti orang dewasa meskipun belum bisa memberikan respons yang bisa dimengerti. Saat lahir bayi sudah bisa mendengar suara orang tuanya. Umur 3 hari bayi bisa membedakan yang mana suara ibunya. Bayi baru lahir meskipun matanya mengalami hyperopia namun dia sudah bisa melihat warna, benda 3 dimensi dan melihat gerakan. Bayi baru lahir sudah bisa menirukan gerakan wajah. Bayi baru lahir sudah bisa mengenali wajah jika melihat dengan jarak dekat. Penglihatan bayi sudah mencapai kemampuan orang dewasa 20/20 di umur 5 – 6 tahun.
Bayi bisa membuat suara-suara babies coo di umur 8 minggu, mengoceh kombinasi vocal-konsonan di umur 6 – 8 bulan dan mengucapkan beberapa kata di umur 12 bulan. Anak yang diasuh oleh orang tua yang rajin mengajaknya bicara, membaca buku dan bercerita akan menguasai 300 kata di usia 2 tahun.

Ketrampilan sosial-emosional

Bayi umur 4 – 5 bulan mudah takut saat berpisah dari orang tuanya dan bertemu dengan orang asing, meski masih sanak-kerabat dekat. Masa puncaknya terjadi pada umur bayi 8 bulan, ini merupakan tahapan perkembangan yang normal. Dan ini bukan merupakan penolakan bayi terhadap mereka. Bayi butuh pembiasaan untuk familiar dengan orang asing, termasuk kakek-nenek yang kebetulan berkunjung.




You may also like

Powered By Blogger
mahatma-simple @2012. Powered by Blogger.

Search

PROFIL

Followers